Bagaimana Prospek Akuntansi Syariah di Indonesia?

Avatar of news.Limadetik

Oleh : Annida Utami Putri.
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang

Limadetik.com – Bank Islam pertama kali adalah Bank Muamalat Indonesia yang didirikan tahun 1992. Hal ini didasarkan pada kontroversi mengenai hukum bunga di kalangan ulama. Lahirnya sistem Syariah di latarbelakangi oleh semakin berkembangnya masyarakat muslim di Indonesia. Ruang lingkup Syariah antara lain hubungan manusia dengan Tuhan secara vertical, hubungan manusia muslim dengan saudaranya yang muslim, hubungan dengan nsesama manusia, hubungannya dengan alam lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan. Habluminallah dan habluminannas merupakan syarat agar Syariah dapat dilaksanakan.

Dalam melaksanakan transaksi Syariah terdapat asas – asas Syariah yang perlu diterapkan, diantaranya prinsip persaudaraan (ukhuwah), prinsip keadilan (‘adalah), prinsip kemaslahatan (maslahah), prinsip keseimbangan (tawazun), dan prinsip universalisme (syumuliyah). Sebuah transaksi dikatakan Syariah apabila memenuhi persyaratan transaksi Syariah itu sendiri yang dapat diketahui dari ciri atau karakteristik. Karakteristik transaksi Syariah antara lain transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha, prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai (bukan sebagai komoditas), tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar dan haram, dan tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money).

Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money). Dalam Islam tidak mengenal time value of money karena antara uang dan waktu itu lebih berharga waktu. Dalam Islam mengenal economic value of time, bahwa semua bisa berharga karena waktu.

Asumsi dasar transaksi Syariah adalah kelangsungan usaha (going concern) dan dasar akrual. Dasar going concern yang berbeda dapat digunakan jika terdapat pembatasan kelangsungan usaha, ingin melikuidasi perusahaan atau mengurangi secara material skala usahanya. Dasar akrual mengakui transaksi pada saat kejadian (bukan saat kas diterima atau dibayar). Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas. Pengukuran laporan keuangan Syariah berdasarkan 4 dasar yang berbeda yaitu biaya historis, biaya kini dan biaya realisasi atau penyelesaian.

Akuntansi Syariah memiliki peluang untuk berkembang dimasa mendatang. Hal ini ditandai dengan dengan mergernya tiga Bank BUMN Syariah yaitu Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah dan Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia. Bank Syariah Indonesia memiliki total asset sebesar Rp 240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp 157 triliun, total dana pihak ketiga sebesar Rp 210 triliun dan total modal inti sebesar Rp 22,6 triliun. Penggabungan ketiga Bank BUMN Syariah menjadi langkah baru dalam perkembangan keuangan Syariah di Indonesia.

Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan keuangan Syariah di Indonesia. Pertumbuhan yang signifikan pada Lembaga Keuangan Syariah dapat dicapai dengan memiliki pemimpin dan manajer yang aware dengan Syariah serta memiliki pemahaman tentang Syariah. Aspek-aspek yang harus dimiliki oleh seorang akuntan Syariah antara lain integritas, prinsip kekhalifahan manusia di bumi, keikhlasan dan ketaatan kepada Allah. Berikut ini merupakan tabel peringkat Indonesia berdasarkan Global Islamic Economy Indicator, dimana Indonesia menempati posisi ke 4, naik dari posisi sebelumnya yaitu 5.

Terdapat tantangan dalam mengembangankan akuntansi Syariah, yaitu bagaimana akuntansi Syariah dapat berdiri sendiri dan lepas dari cara berpikir akuntansi konvensional dan kemudian dapat mengembangkan cara berpikirnya sendiri yang murni Syariah. Perlu adanya dukungan pemerintah agar ekonomi Syariah ikut berkembang. Hal ini dapat membuka peluang transformasi pencatatan industry dan bisnis menjadi pencacatan Syariah. Namun, hal ini juga harus diimbangi oleh sumber daya manusia yang mumpuni yang dibekali dengan skill dan pemahaman mengenai teknologi dan pemahaman PSAK. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai konsep ekonomi Syariah untuk mendukung usaha setiap pihak dalam mengembangkan akuntansi Syariah.

Berdasarkan Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2019 yang disusun oleh Otoritas Jasa Keuangan, edukasi dan sosialisasi Perbankan Syariah telah dilakukan melalui Expo Islamic Banking (iB) Vaganza dan kegiatan safari Ramadhan. Kegiatan Expo Islamic Banking (iB) Vaganza diikuti oleh industry perbankan Syariah, industry keuangan nonbank Syariah dan sponsor lainnya. Sedangkan sasaran kegiatan safari Ramadhan adalah santri, kampus dan HIPMI.

Namun sasaran yang ditujukan kepada masyarakat umum belum diuraikan mengingat masyarakat merupakan pemakai akuntansi Syariah. Kabar baiknya, pertumbuhan indeks literasi Syariah Indonesia meningkat menjadi sebesar 8,93% pada tahun 2019. Walaupun pertumbuhannya masih terbatas dan berbeda jauh dari indeks literasi konvensional, hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap keuangan Syariah yang berpotensi untuk terus tumbuh. Pertumbuhan ini membuka peluang masyarakat untuk melakukan investasi, memperoleh pembiayaan dan asuransi Syariah. Berikut ini disajikan Indeks Literasi Keuangan Nasional.

Kunci dapat diterapkannya akuntansi Syariah pada Lembaga Keuangan Syariah antara lain sumber daya manusia yang kompeten, aware terhadap Syariah, dan regulasi. Lebih lagi akuntansi Syariah masih pada tahap perkembangan sehingga diperlukan kesabaran dan usaha yang lebih, berbeda dengan akuntansi konvensional yang sudah lebih dulu ada dan sudah komprehensif. Pimpinan Lembaga Keuangan Syariah perlu menumbuhkan sikap aware terhadap Syariah agar dapat bersinergi bersama membangun akuntansi Syariah yang murni dan terlepas dari konvensional.

Rujukan:
Power Point Akuntansi Syariah
Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia 2020
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan 2019