Biografi Singkat Empat Imam Madzhab Fiqih

Penulis : Zusnia Khairun Nisa
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

Limadetik.com – Kata madzhab berasal dari kata dhahaba-yadhabu- dhahaban artinya yaitu jalan yang dilalui dan dilewati sesuatu yang menjadi tujuan seseorang. Madzhab juga berarti al-ra’yu, yang artinya “pendapat”. Dengan demikian, madzhab dapat disebut sebagai suatu pegangan bagi seseorang dalam berbagai masalah. Dalam mendefinisikan madzhab, para ulama fikih memiliki perbedaan sacara istilah, adapun beberapa definisi madzhab menurut beberapa ulama fiqih, antara lain;

1. Ibrahim al-Bajuri dan Muhammad Syata Al-Dimyati mengatakan, madzhab adalah pendapat para imam-imam yang berkaitan dengan hukum.
2. Muslim Ibrahim mendefinisikan madzhab sebagai aliran pikiran yang merupakan hasil ijtihad seorang mujtahid tentang hukum dalam islam yang digali dari ayat al-Qur’an atau hadits yang dapat diijtihadkan.

Dari beberapa definisi menurut para ulama fiqih di atas, dapat disimpulkan bahwa madzhab secara istilah memiliki dua makna. Yang pertama madzhab adalah suatu metode yang dipilih para mujtahid untuk menetapkan suatu hukum berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. dan yang kedua, madzhab adalah pendapat seorang imam mujtahid mengenai hukum suatu peristiwa dengan berlandaskan al-Qur’an dan hadits.

Dalam hukum islam atau fiqih islam terdapat empat madzhab yang termasyhur yang diakui oleh golongan ahli sunnah wal jamaah, antara lain; Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali. Keempat madzhab fiqih islam inilah yang telah membawa dampak yang besar terhadap perkembangan hukum islam. Dan keempat madzhab inilah yang sering menjadi bahan perdebatan para ahli agama yang tak berkesudahan.

1. Madzhab Hanafi

Pendiri madzab hanafi bernama Al-Imam Al-Azham Abu Hanifah, An-Nu’man bin Tsabit bin Zuwatha Al-Kahfi. Atau sering disebut dengan panggilan Abu Hanifah, beliau adalah orang-orang Persia yang merdeka (bukan keturunan hamba sahaya). Dilahirkan pada tahun 80 H dan wafat pada tahun 150 H. Pada mulanya beliau belajar ilmu fiqih selama 18 tahun dari ulama-ulama fiqih masyhur, salah satunya Ahmad bin Abi Sulaiman yang merupakan murid dari Ibrahim An-Nakha’i.

Dasar yang digunakan Abu Hanifah yang dijadikan acuan untuk mendirikan madzhab hanafi, yaitu; 1). Al-Qur’an, 2). As-Sunnah, 3). Al-ijma’, 4). Al-Qiyas, 5). Al-Istihsan. Dan diantara imam-imam mujtahid mutlak lainnya, Abu Hanifah lah yang paling banyak mempergunakan qiyas dan istihad.

Awal mula madzhab hanafi berkembang dan dikenal di Mesir, ketika itu ada seorang Qadhi Hanafi di sana yang bernama Ismail bin Yasa’ Al-Kuhfi dan dialah orang yang mengembangkan madzhab hanafi di Mesir, terutama selama kerajaan islam berada dalam kekuasaan Khalifah-Khalifah Abbasiyyah, sehingga berkembanglah madzhab ini secara berangsur-angsur. Hingga kemudian menyebar luas di Algeria, Tunisia, Syam, Iraq, India, Afganistan, Turkestan, Kaukasus, Turki, dan Balkan.

2. Madzhab Maliki

Pendiri madzhab maliki adalah Malik bin Anas, beliau hidup di Madinah antara tahun 710-795. Semasa hidupnya beliau tidak berhijrah untuk menuntut ilmu, dari kecil beliau menuntut ilmu di Madinah hingga mengajar juga di Madinah. Beberapa lama juga beliau menjabat pekerjaan Mufti dan ahli hukum islam, sebelum menjadi Imam besar.

Diantara orang-orang yang mula-mula memperkenalkan kitab-kitab fiqh mazhab Imam Malik di Mesir ialah, Usman bin Hakam Al-Jazami, Abdurrahman bin Khalid bin Yazid bin Yahya, Ibn Wahab dan Rasyid bin Sa’ad. Dan diantara yang giat sekali menyiarkannya ialah, Abdurrahman bin Qasim, Ashad bin Abdul Aziz, Ibnul Hakam dan Haris bin Miskin.

Selanjutnya madzhab mailiki masuk ke andalus oleh Zaid bin Abdurrahman al-Qurtubi pada zaman pemerintahan Hisyam, hingga banyak ulama-ulama Maliki di sana dan aliran Madzhab maliki semakin berkembang. Kitab-kitab yang banyak terpakai di Andalus ialah, kitab sesudah Muwattha, yaitu kitab “Wadhihah” karangan Abdul Malik bin Habib, dan kitab “Atabiyah” karangan Atabi murid Ibnu Habib.

Setelah itu, Madzhab Maliki semakin menunjukan perkembangannya hingga ke Afrika yang dikembangkan oleh Sahmun bin sa’id bin Al-Tanukhi. Kitab-kitab yang masyhur pada saat itu adalah kitab “Asadiyah” yang dikarang oleh Asad bin Furad dan kitab …Tanbih” karangan Abu Sa’id Al-Baradi’i.

3. Madzhab Syafi’i

Madzhab Syafi’i didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin Indris as-syafi’i. Beliau wafat pada tahun 767 M. Selama hidupnya beliau pernah tinggal di Baghdad, Madinah, dan terakhir di Mesir. Imam Syafi'i adalah seorang Mjitahid yang sangat banyak pengalamannya mengenai cara menulis Fiqh di Iraq, di Hejaz dan kemudian di Mesir. Mazhab Syafi'i itu terletak diantara dua paham yang sangat berlainan, yaitu Mazhab Abu Hanifah, yang banyak menggunakan akal, dan Mazhab Malik bin Anas yang banyak menggunakan nash. Beliau juga disebut sebagai orang pertama yang membukukan ilmu usul fiqih, karyanya yang temasyhur adalah Al-umm dan Ar-Risalah.

Dalam sejarah perkembangan madzhab ini, ada beberapa murid Imam Syafi’i yang terkenal, yaitu; Imam Ahmad Al Ghazali, Ibnu Katsir, Ibnu Majah, An Nawawi, Ibnu Hajar al-Asqalani, Abu Hasan Al Asy’ari dan Said Nursi.

Sekarang umumnya pemeluk mazhab ini terdapat di Mesir, Palestina, Armenia, Persia, Ceylon, Indonesia, Cina, Australia, Yaman, Adan, Hadramaut, Philipina, begitu juga di Hejaz, Syam dan Iraq. Di India terdapat kira-kira satu milyun jiwa pemeluk Mazhab Syafi’i.

4. Madzhab Hambali

Pendiri Madzhab Hambali adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal Al-Syaibani atau sering dikenal dengan Imam Ahmad Hambali.
Beliau dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal 164 H (780M). Beliau dibesarkan hanya dengan sang ibu, ayah beliau wafat ketika beliau masih bayi. Sejak kecil beliau sudah menunjukan ketertarikannya mendalami ilmu pengetahuan hingga pergi ke Basrah, Yaman dan mesir untuk memperkuat pengetahuannya.

Dasar mazhab Hambali terletak atas empat, yaitu; pertama Nas, kedua fatwa sahabat, ketiga Hadis (mursal dan dhaif) dan keempat qiyas. Diantara kitab-kitab yang dikarangnya yang termasyhur ialah “Musnad Ahmad ibn Hanbal”. Murid Imam Ahmad hambali yang terkenal ialah, Imam Bukhori, Abdul Qodir Al Jailani, Ibnu Qudammah, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qaiyyim Al jauziyyah, Adz-Dzahabi, dan Muhammad bin Abdul wahab.

Madzhab Hambali merupakan madzhab fiqih dengan pengikut terkonsentrasi di wilyah Teluk Persia dan negara-negara dengan pengikut terbanyak madzhab hambali adalah Arab Saudi, Unit Emirat Arab, dan Qatar. Persebaran penganut madzhab ini lebih ke negara-negara timur tengah.

Imam Ahmad hambali wafat di Baghdad pada usia 77 tahun , tepatnya pada tahun 241 H (855 M) pada massa kekhalifahan Al-Wathiq. Sepeninggalan beliau, madzhab hambali berkembang luas dan menjadi salah satu madzhab yang memiliki banyak penganut.