Geliat Pasar Takjil di Sumenep Bangkitkan Ekonomi Masyarakat

Avatar of news.Limadetik
Geliat Pasar Takjil di Sumenep Bangkitkan Ekonomi Masyarakat
FOTO: Penjual takjil di Jl.KH.Sajjad Sumenep

SUMENEP, LimaDetik.Com – Ramadan tahun ini berbeda dengan ramadan tahuun 2020 lalu. Pasalnya, pada ramadan tahun lalu seluruh warga indonesia tak terkeculai Kabupaten Sumenep menjalani ibadah puasa di tengah covid-19.

Berbeda dengan tahun 2021 ini, kendati covid-19 belum dinyatakan secara resmi tidak ada lagi, namun geliat pasar takjil di Sumenep mulai terlihat mampu membangkitkan ekonomi masyarakat dengan ramainya pasar takjil.

Hal itu terpantau secara langsung ketika jarum jam sudah mulai menunjukkan pukul 13.00 Wib, hampir setiap tempat di sudut kota keris julukan kabupaten sumenep para pedangang takjil ramadan sudah mulai ramai dikunjungi pembeli.

Salah satu pedagang takjil yang mangkal di area Jl KH. Sajjad atau tepatnya sebelah barat pintu gerbang Dinas PMD Kabupaten Sumenep mengatakan, sejak awal kemarin Selasa 13 april 2021 awal ramadan dia berjualan dikunjungi banyak pembeli.

“Alhamdulillah mas, tahun ini saya bisa berjualan dengan lebih tenang, karena korona di sumenep kabarnya sudah mulai tidak ada. Tapi memang petugas memantau kita terus di sini agar tetap mematuhi protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, juga menjaga jarak” katanya pada Limadetik.com, Rabu (14/4/2021).

Selain itu juga, iya merasa bersyukur karena diperbolehkan berjualan takjil di bulan suci ramadan kali ini, di mana tahun lalu hampir seluruh penjual takjil yang biasa berjualan di tempatnya sama sekali tidak di izinkan karena alasan korona yang begitu cepat melonjak di Sumenep.

“Kami berterimakasih kepada pemerintah sumenep, yang sudah memberikan waktu untuk kami rakyat kecil ini untuk berjualan takjil tahun ini. Ini sangat membantu kami menghidupi anak-anak dan keluarga. Makanya saya selalu bilang kalau ada pembeli agar tetap patuh protokol kesehatan” ungkapnya.

Untuk penghasilannya dalam sehari sejak awal ramadan, ibu muda ini menyampaikan bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1 juta 500 ribu rupiah. Ia pun hanya berjualan hingga jam 15.00 Wib karena dagangannya sudah terjual habis di jam tersebut.

“Saya berjualan hanya sampai jam 3 sore mas, karena Alhamdulillah berkah ramadan ini sejak hari pertama hingga sekarang hari kedua jualan saya habis sebelum jam 3 sore malah. Kalau penghasilan jualan ya saya bersyukur lumayan bisa bantu keluarga” tukasnya sembari melempar senyum.

Sebagai terpantau di lapangan, sepanjang Jalan KH.Sajjad tidak kurang dari 40 lapak pedagang takjil ramadan. Hingga jalanan pun menjadi macet tak terelakkan.

(yd/yd)