Gubernur Jatim Sampaikan ini di Hadapan Menkes RI dan Kepala BNPB Saat di Bangkalan

Avatar of news.Limadetik
Gubernur Jatim Sampaikan ini di Hadapan Menkes RI dan Kepala BPNPB Saat di Bangkalan
FOTO: Forkopimda Jatim bersama Menkes RI dan Kepala BNPB di Bangkalan

BANGKALAN, LimaDetik.Com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, jika Kabupaten Bangkalan sangat dekat dengan Surabaya, Gubernur juga mengajak Direktur Utama RSUD Soetomo hari ini hadir, dan sebenarnya menurut Gubernur Jatim sudah melakukan koordinasi dengan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Samrabu), dan sudah ada yang dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

“Kemudian Jumat, saya rakor lagi internal Pemprov untuk koordinasi secara teknis, pokoknya tidak boleh ada pasien masuk ke rumah sakit yang Bed Occupancy Rate (BOR) sudah 80% itu sudah harus ada relaksasi,” pesan Khofifah.

“Tidak ditolak ya, dirujuk. Karena masing-masing rumah sakit dirujukkan itu punya rumah sakit penyangga. Nah, Samrabu ini diputuskan oleh tim Samrabu dan tim covid Bangkalan ada 6 rumah sakit penyangga,” jelas Gubernur Jatim usai rakor di Pendopo Bangkalan.

Sementara, Gubernur juga mengatakan, dari 6 rumah sakit penyangga, 2 diantaranya adalah Rumah Sakit Milik Pemprov. 1 Rumah Sakit Dr. Soetomo, 1 lagi Rumah Sakit Haji.

“Rumah Sakit Dokter Soetomo ini alatnya sangat lengkap, dokternya sangat komplit, BOR-nya sangat rendah. Sehingga dimungkinkan untuk bisa dijadikan rujukan utama. Yang tadi Pak Bupati menyampaikan bahwa dari 99 yang di tes PCR, itu Ada 46 yang terkonfirmasi positif, 17 diantaranya ternyata CT-nya di bawah 25,” jelas Khofifah dihadapan awak media.

“Saya langsung koordinasi supaya ini prioritas dilakukan Gene Sequencing di ITD UNAIR Supaya kita bisa melihat adakah strain lain yang terkonfirmasi di dalam pasien-pasien ini. Jadi ini sebetulnya sudah menjadi bagian dari SOP Pemprov ketika melihat titik urgency tertentu. Bupati sudah menyiapkan 2 titik penyangga di sini. Satu di diklat, dua di-BLK,” Lanjutnya.

Pemprov ini juga lanjut Khofifah menyiapkan di BPWS Kaki Suramadu, Bangkalan. Jadi sebetulnya area-area yang mungkin kita sebut karantina, mungkin kita sebut transit tapi bukan rumah sakit darurat lapangan.

Baca juga: Kolaborasi Forkopimda Jatim, Menkes dan BNPB Atasi Covid-19 di Bangkalan

Kalau Rumah Sakit Darat Lapangan (RSDL) ini kata Gubernur pada posisi BOR yang cukup rendah hari ini, itu di Indrapura Surabaya. Artinya seat-nya atau bed-nya banyak, meskipun itu banyak, tetap kita harus menjaga protokol kesehatan yang sangat ketat dan waspada berganda.

“Jadi kalau saya menyampaikan, oh barunya banyak, gratis bukan begitu. Memang ini adalah kesiapsiagaan yang kita lakukan sejak awal covid ini terjadi,” jelasnya.

Khofifah menjelaskan, Kalau tentang Soetomo, tentang RSDL adalah untuk dijadikan koneksitas yang lebih memudahkan. Jangan sampai Samrabu ini kemudian over capacity, itu yang kita lakukan relaksasi rumah sakit di mana-mana dibutuhkan.

“Kemudian Nakes ini penting. Jadi mungkin nanti ada tempat di mana para Nakes paling tidak dua minggu bertugas, setelah dua minggu bertugas, kalau akan kembali ke keluarga ini harus di PCR, memastikan saat kembali ke keluarga mereka dalam keadaan sehat” ungkapnya.

Negatif dari covid-19 ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan di rumah sakit, misalnya. Jadi semua dijaga.

Untuk pendekatan Penta Helix, Khofifah berharap pesan yang disampaikan ini dapat diterima oleh masyarakat, terutama Bangkalan, yang biasanya Idul adha ada tradisi Toron.

Hari ini pinta Gubernur Jatim, mohon kembali untuk bisa menunda keinginan tradisi Toron itu suasana ini tidak cukup kondusif untuk melakukan silaturahim dengan kerumunan, yang kita harapkan semua dalam keadaan sehat.

“Covid ini bisa dikendalikan dengan baik. Jadi untuk tradisi-tradisi tertentu memang kita harus sabar dan menunda tidak kita lakukan pada saat suasana masih seperti ini” pungkasnya Gubernur Jatim, didampingi Menteri Kesehatan dan Kepala BNPB.

(dhn/yd)