Kiai Kamaluddin Habiskan Usia Mengabdi di NU

Kiai Kamaluddin Habiskan Usia Mengabdi di NU
FOTO: Kegiatan di Kantor NU Jakarta

JAKARTA, LimaDetik.Com – Rais Syuriyah PCNU Jakarta Pusat, almarhun KH Kamaluddin adalah kiai yang usianya habis dipakai untuk mengurusi jamiyah Nahdlatul Ulama, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin mengatakan hal itu pada tahlilan dan doa bersama untuk almarhum KH Kamaluddin, Minggu (30/5) malam.

“Dalam satu tahun kepengurusan PCNU Jakarta Pusat ini, Kiai Kamaluddin hampir tidak pernah absen dalam menghadiri kegiatan NU, ketika sakit pun almarhum hadir walau tertatih-tatih jalan menggunakan tongkat atau pun menggunakan kursi roda,” kata Gus Syaifuddin.

Gus Syaifuddin mengatakan, almarhum adalah orang baik dan sangat peduli dengan umat, dan almarhum juga pengisi dan konsultan tetap masalah keluarga yang diadakan oleh MUI Jakarta Pusat di kantor Walikota Jakarta Pusat.

Selanjutnya Ust Ahmad Mubasyir Adik Ipar almarhun mengatakan Kiai Kamaluddin adalah seorang abang yang sangat peduli terhadap keluarganya, almarhum selalu berpesan kepada keluarga untuk aktif di kepengurusan NU.

“Menurut almarhum aktif di NU adalah salah satu jalan menuju kebahagiaan di akhirat kelak. Dan almarhum sendiri sampai wafatnya masih menjadi pengurus NU,”kata Ust Mubasyir.

Sekretaris PCNU Jakarta Selatan ini mengatakan selain habis mengabdi di NU, almarhum semasa hidupnya selalu diisi dengan belajar dan mengajar. Almarhum pernah mengenyam pendidikan di Pesantren Tebuireng Jombang dan melanjutkan kuliah di jurusan Ilmu Hukum strata satu dan dua di Universitas Islam Jakarta.

Sementara itu Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif mengatakan Kiai Kamaluddin adalah santri Hadrotussyaikh Hasyim Asyari Haqiqiyan dan Manawiyan.Secara haqiqi almarhum adalah santri Pesantren Tebuireng, dan almarhum adalah santri dari menantu Hadrotussyaikh Hasyim Asyari yaitu KH Idris Kamali. Secara manawi almarhum hampir setiap hari ziarah ke makam Hadrotussyaikh Hasyim Asyari.

“Semasa nyantri, saya adalah adik kelas almarhum, kebetulan almarhum adalah bagian keamanan Pesantren Tebuireng yang mengatur kedisiplinan santri selama 24 jam. Jadi sangat wajar almarhum sangat disiplin ketika menjadi pengurus NU,”kata Kiai Samsul.

Selanjutnya Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Muhyiddin Ishaq mengatakan yang paling saya lihat dari Kiai Kamal adalah akhlaknya, akhlak dan etika almarhum sangat wajib ditiru oleh para pengurus NU dan Jamaah sekalian.

“Ketika rapat syuriyah, beliau tidak pernah ngotot dengan pendapat pribadinya, namun kesepakatan forum selalu almarhum dukung demi terwujudnya kemaslahatan bersama,” kata Kiai Muhyiddin.

Pengasuh Pesantren Miftahul Ulum Jakarta Selatan ini menambahkan saya ingin mengatakan kepada semua bahwa kepulangan Kiai Kamaluddin menghadap Allah SWT adalah kepulangan yang diiringi oleh kesaksia kita semua, kesaksian bahwa almarhum adalah orang baik dan sepanjang hidupnya habis untuk mengurusi NU.

(Farhan Maksudi/yd)