Opini  

Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres yang Menggemparkan Masyarakat

Avatar of news.Limadetik
Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres yang Menggemparkan Masyarakat
FOTO : Faurani Fahran

Oleh : Faurani Fahran
Universitas Muhammadiyah Malang

_____________________________

OPINI – Beberapa waktu ini masyarakat digemparkan dengan misteri tragedi kematian satu keluarga di daerah Kalideres, Jakarta Barat. Polda Metro Jaya mengungkap misteri seputar kematian empat anggota keluarga yang meninggal pada Kamis 10 November 2022 di Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

Namun dari terungkapnya kematian tersebut masih menimbulkan tanda Tanya, Desas desus terkait penyebab kematian di rumah tersebut terus bergulir, mulai dari dugaan pembunuhan hingga korban yang diduga ikut sekte tertentu. Tragedi ini sempat menggemparkan warga setempat dan semua masyarakat dengan penyebab kematianya yang menjadi misteri bagi semua.

Karena pada tragedi ini banyak sekali yang menyimpulkan bahwa ini adalah terjadinya pembunuhan, adapun warga lainya menyimpulkan bahwa ini karena pembunuhan sekte. Dengan hal itu polisi yang menangani kasus tersebut hingga kebingungan untuk mendapatkan informasi yang benar. Namun petugas polisi pun tidak putus asa dan tetap menggalih lebih dalam lagi mengenai kasus tersebut.

Misteri pembunuhan atau sekte?
Kejadian ini awalnya menimbulkan simpati masyarakat ketika polisi mengumumkan empat korban, yakni Rudyanto Gunawan (71 tahun), Margareta Gunawan (66 tahun), Budiyanto Gunawan (68 tahun) dan Dian (42 tahun) diduga Lapar biar ada kematian. Menurut aparat, tidak ada makanan tambahan di dalam perut keempat korban tewas tersebut.

Ada fakta yang bikin kaget salah satu korban di Kalideres yang meninggal sekeluarga meninggal dunia sejak Mei 2022. Artinya, jenazahnya terbaring di sana selama lima bulan hingga ditemukan pada Selasa (11/10/2022).

Namun, kasus ini sejak awal penuh dengan keanehan. Menurut beberapa kerabat dan tetangga, para korban tidak dirugikan. Menurut kakak Margaret, kakak perempuannya malah senang berbagi. Tetangga juga melihat keluarga memesan makanan pada minggu-minggu sebelum mereka ditemukan tewas. Media juga menyebut tentang seorang netizen yang berkomentar di kolom YouTube bahwa dia mengenal keluarga korban dengan baik ketika dia masih tinggal di kawasan Gunung Sahari. Dan menurutnya, memang benar para korban itu dermawan dan senang berbagi.

Adapun fakta dari saksi lainya, Hal itu diketahui Hengky dari keterangan saksi, pegawai simpan pinjam, yang datang ke rumah korban untuk menyelidiki rencana proyek KPR korban. Koperasi datang pada 13 Mei 2022 dan mengaku melihat Renny tewas di kamar, bahkan saksi menyentuh tubuh korban. Sangat disayangkan Hengky Haryad, saksi petugas Simpan Pinjam tidak menghubungi polisi setelah mengetahui salah satu korban meninggal dunia di Kalideres.

Saat itu, seorang pegawai koperasi meminta bertemu dengan Renny karena sertifikat rumah atas namanya. Putri Renny Dian (juga salah satu korban tewas) dirujuk ke kamar ibunya. Saat itu, karyawan koperasi dikabarkan mencium bau tak sedap. Saat memasuki ruangan, baunya semakin kuat. Selama berada di kamar, Dian meminta kepada para pekerja koperasi untuk tidak menyalakan lampu karena ibunya sensitif terhadap cahaya. Melihat itu, pegawai koperasi langsung keluar rumah dan membatalkan proses gadai sertifikat. Dia juga mengajak dua rekannya yang merupakan mediator atau makelar untuk segera keluar.

Terdapat fakta aneh
Fakta tersebut diketahui oleh Hengky petugas koperasi yang mengetahui anaknya yang bernama Dian (42) yang merupakan korban yang ikut tewas, Menjelang kematiannya, Dian sering terganggu dan menangisi ibunya yang telah meninggal. Hanya saja pada saat itu saksi tidak memberitahukan kepada potugas polisi dan siapapun karena masih bingung dengan keadaan tersebut.

Namun, keempat korban tersebut mengaku sangat merahasiakan wilayah yang mereka tinggali dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya tetangga, tetapi juga dengan keluarga mereka tampak sangat jauh. Hal itu terungkap dari kesaksian sang kakak, adik dari almarhum Margareta, yang mengaku terakhir berkomunikasi dengan adiknya lima tahun lalu.

Sikap tertutup para korban inilah yang pada akhirnya menimbulkan banyak spekulasi tentang kematian keempat orang ini. Baru-baru ini, kriminolog Andrianus Meliala berhipotesis bahwa keempat korban itu adalah penganut ideologi atau sekte apokaliptik. Menurut Andrianus, Apocalypse adalah pendukung ideologi akhir dunia. Mereka memiliki ritual, salah satunya mengakhiri hidup mereka dengan cara yang ekstrim.

Kesimpulan Andrianu bukan tanpa alasan, karena korban meninggal tanpa ada makanan dan minuman di perutnya. Kamper, lilin merah, dan bedak bayi juga ditemukan di apartemen tersebut. Seolah siap menutupi bau mayat di dalam rumah.
Keempat korban baru ditemukan setelah kematian korban terakhir, Dian. Setelah itu, tetangga mencium bau tidak sedap yang berasal dari rumah tersebut.

Menurut pihak berwenang, Dian disebut-sebut sebagai korban meninggal terbaru. Tak hanya satu kriminolog, Youtuber Nessie Judge yang kerap membahas berbagai teori konspirasi juga mengangkat kasus Kalideres. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Nessie mungkin adalah bahwa keempat korban mengalami fastitis seperti Jain yang ekstrim. Pengikut kepercayaan yang dikembangkan di India percaya pada puasa ekstrem tanpa makan atau minum sampai mati.

Mengapa pertanyaannya termasuk sekte atau aliran mana yang paling keras? Karena tesis ini juga didukung oleh pernyataan ilmuwan forensik UI Dr. didukung Budi Sampurna.

Menurutnya, manusia secara naluriah berusaha mencari makan saat lapar. Jadi seseorang tidak bisa membiarkan dirinya mati kelaparan secara perlahan.Meski bisa menahan lapar, jarang manusia bisa menahan haus. Mereka pasti akan minum apa saja, bahkan jika mereka harus minum air ledeng atau lebih buruk lagi urin mereka.

Selain itu, beberapa komentar di media sosial menunjukkan bahwa jika orang tidak makan selama beberapa minggu saja, mereka tidak akan mati. Ini menunjukkan waktu kematian para korban, yang diperkirakan oleh tim forensik tiga minggu lalu. Namun yang lebih mengejutkan lagi, kondisi beberapa jenazah korban menunjukkan kematian yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Tiga dari empat korban ditemukan dalam keadaan kering, hanya tersisa tulang dan kulit.

Dari situ, ada yang berspekulasi bahwa keempat korban meminum racun tertentu yang menyebabkan tubuh mereka mengalami dehidrasi dalam waktu singkat. Parahnya, ada juga netizen yang menduga Dian membuat ketiga korban kelaparan dan Dian akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Karena dia tidak bisa lagi mengurus tiga orang tua.

Hingga saat ini, kematian empat anggota keluarga Kalideres masih menimbulkan tanda tanya besar. Polres Jakbar terus menyelidiki kematian tersebut. Berbagai opsi kasus ini masih menjadi perbincangan di masyarakat, khususnya di kalangan netizen. Polisi belum berani mengomentari berbagai spekulasi atau teori yang berkembang di daerah tersebut.