Nilai-Nilai Syariah pada Akuntansi Syariah

Nilai-Nilai Syariah pada Akuntansi Syariah
FOTO: Ilustrasi

Assalamualaikum wr.wb, seperti peribahasa yang sudah sering kita dengar “tak kenal maka tak sayang” maka dari itu alangkah lebih baiknya saya sebagai penulis artikel ini memperkenalkan diri terlebih dahulu…Halo nama saya Anisa Vina Malinda, menempuh program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis di salah satu perguruan tinggi swasta yaitu di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dan tidak lupa pula pembuatan artikel ini dibimbing oleh Dr. Dra. Masiyah Kholmi, Ak. MM. CA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syariah. Baik langsung saja kembali ke topik, pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak teman-teman semua untuk lebih mengetahui tentang “Apa aja sih nilai-nilai yang ada pada Akuntansi Syariah ini?” Yuk langsung saja simak penjelasan dari saya, semoga dapat dimengerti dengan baik dan jadi referensi untuk teman-teman yaaaa….

Pada Q.S Al-Baqarah (2) : 282 yang mengartikan bahwa apabila kita sebagai pelaku bisnis / memiliki utang piutang maka harus menuliskan apapun yang terjadi dengan adil dan sebenar-benarnya, bertakwalah kepada Allah karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Akuntansi Syariah tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan ilmu akuntansi dan merupakan suatu proses akuntansi berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah, baik dalam siklus akuntansi maupun pencatatan keuangannya dan sudah sesuai standar akuntansi keuangan syariah yang dirancang oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia atau yang biasanya kita sebut sebagai MUI.

Ada beberapa tujuan dari akuntansi syariah, diantaranya sebagai perlindungan harta, membantu untuk mengambil keputusan, penentu hasil usaha yang akan dizakatkan, untuk menciptakan suatu informasi akuntansi yang sarat dengan etika dan dapat mempengaruhi perilaku pengguna informasi akuntansi tersebut. Nilai-nilai akuntansi syariah ini pada dasarnya dibentuk berdasarkan nilai-nilai etika Islam dari konsep Tauhid yang ada pada kesatuan konsep faith, knowledge dan action. Berikut ini merupakan nilai-nilai akuntansi syariah yaitu, nilai humanis, nilai emansipatoris, nilai transcendental dan nilai teleogikal.

1. Nilai Humanis

Akuntansi membentuk ‘nilai humanis’ bersifat manusiawi yaitu untuk memanusiakan manusia itu sendiri yang sesuai dengan fitrah manusia yang dapat dipraktikan setiap manusia, karena manusia tentunya selalu berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menanamkan sifat manusiawi maka akan semakin memperkuat kesadaran diri tentang fitrah manusia itu sendiri dan akan selalu patuh kepada Tuhan. Nilai humanis ini menghasilkan konsep instrumental bahwa akuntansi syariah merupakan suatu instrument yang tidak hanya membuat teori-teori saja tetapi dapat dipraktikan langsung di dunia nyata dan konsep socio-economic bahwa akuntansi syariah tidak dalam ruang lingkup transaksi ekonomi saja, tetapi juga menjangkau transaksi sosial.

2. Nilai Emansipatoris

Emansipatoris memiliki pengertian bahwa teori akuntansi syariah mampu memberikan perubahan secara signifikan terhadap teori dan praktik akuntansi modern dalam ekonomi Islam. Akuntansi syariah tentunya tidak menginginkan segala bentuk penindasan dari satu sama lain, maka dari itu nilai emansipatoris hadir untuk memberikan keadilan dari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan tersebut terjadi nantinya. Nilai emansipatoris ini menghasilkan konsep dasar critical yang dapat membangun teori akuntansi yang lebih baik lagi dari sebelumnya dan tetap memberikan keadilan sebagimana pada konsep justice.

3. Nilai Transendental

Akuntansi syariah tidak hanya dibentuk sebagai akuntabilitas manajemen terhadap pemilik perusahaan namun juga sebagai akuntabilitas kepada Tuhan. Nilai transendental ini mendorong pelaku bisnis untuk selalu patuh dan berserah diri kepada Tuhan dalam melakukan praktik bisnisnya. Nilai transendental ini menghasilkan konsep dasar all-inclusive yang membuktikan bahwa teori akuntansi syariah memiliki sifat yang terbuka dan konsep rational-intuitive yang menyatukan antara kekuatan rasional dengan intuisi manusia.

4. Nilai Teleologikal

Pada akuntansi syariah, nilai teleologikal ini tidak hanya dikhususkan untuk memberikan informasi dalam hal pengambilan keputusan namun juga memiliki tujuan lain yaitu sebagai pertanggungjawaban manusia atau para pelaku bisnis kepada Tuhan dan kepada sesama manusia lain. Nilai teleologikal ini menghasilkan konsep dasar ethical yaitu seseorang harus megikuti hukum dan aturan-aturan yang sudah ditetapkan Tuhan dan kembali ke Tuhan dalam keadaan suci. Kemudian konsep holistic welfare yaitu bahwa dalam akuntansi syariah, kesejahteraan yang utuh itu tidak hanya didapat dari materi saja tetapi juga dapat diperoleh dari kesejahteraan non-materi.

Demikian penjelasan nilai-nilai syariah pada akuntansi syariah, sekiranya artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, apabila ada salah kata dalam penjelasan saya mohon maaf.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, semoga keselamatan atas kalian dan rahmat dari Allah, serta berkahNya……aamiin