OLEH : Wunggi Ibarani
Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Kanjuruhan Malang
_______________________________
OPINI : Merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman seperti agama, ras, budaya, maupun golongan. Keberagaman tersebut yang terkadang menjadi pemecah persatuan bangsa. Namun Bhineka Tunggal Ika yang menjadi kemajemukan budaya bangsa dan Pancasila sebagai ideologi bangsa dapat menjadi alat pemersatu bangsa serta mendamaikan segala perbedaan yang ada pada Bangsa Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Bambang Widodo Umar salah satu dosen Pascasarjana kajian ilmu kepolisian di Universitas Indonesia, yang mengatakan “Dengan kekuatan kearifan lokal Bangsa Indonesia, Pancasila mampu menyelamatkan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan dan ancaman perpecahan”. Pancasila memiliki pengaruh besar terhadap persatuan bangsa Indonesia. Karena Pancasila sebagai ideologi yang sudah menjadi budaya lokal yang menjadi budaya pada masyarakat seperti kegiatan gotong royong, adat istiadat, silaturahmi, dll. Hal tersebut mencerminkan sila kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Generasi muda saat ini perlu untuk selalu menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari. Serta memahami nilai Pancasila itu sendiri untuk selalu digalakkan. Dengan begitu Bangsa Indonesia akan terus berjalan secara harmonis karna adanya nilai-nilai Pancasila yang terus dilaksanakan.
Peranan generasi muda dalam 5 sila yang disebutkan dalam Pancasila dapat menjadi nilai-nilai kehidupan seperti:
1. Sila pertama Pancasila “Ketuhanan yang maha esa”
Ini berarti bahwa semua orang berhak memeluk suatu agama dan kepercayaan. Civitas akademika dapat saling menghormati dan lintas agama, atau peduli menciptakan rasa saling tolong menolong.
2. Sila kedua Pancasila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Sila kedua Pancasila mengandung arti bahwa sesama manusia harus saling mengasihi, tidak sewenang wenang kepada orang lain, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Dalam dunia pendidikan, sivitas akademika dapat menerapkannya meliputi membantu korban bencana alam, menggalang dana dan ramah lingkungan di dalam dan di luar kampus.
3. Sila Ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”
Artinya kita harus menjunjung tinggi semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya kita berbeda-beda namun satu. Memberikan nilai-nilai terapan kepada civitas akademika yaitu menghargai dan menghargai perbedaan pemikiran, suku dan ras serta pendapat atau cara pandang.
4. Sila Keempat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
Dalam kehidupan bermasyarakat, kesepakatan tidak jauh dari pertimbangan. Dalam pancasila ini civitas akademika menerapkan nilai-nilai sila keempat yaitu kebebasan berpendapat. Generasi yang cerdas juga tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang lain, selalu mengutamakan refleksi, terutama jika diselenggarakan dalam forum, dan menghargai hasil refleksi.
5. Sila Kelima Pancasila “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Mengandung makna bahwa setiap orang berhak atas keadilan, tidak dapat dipaksakan atau kehendaknya dipaksakan kepada orang lain, serta memupuk rasa kekeluargaan. Ilmu pengetahuan secara umum berperan dalam nilai-nilai perintah ke-5 yaitu harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan, menghargai pendapat orang lain dan mengambil keputusan yang adil.
Tak heran, setiap lembaga pendidikan wajib mengajarkan nilai-nilai pancasila yang diajarkan di mata kuliah/kelas PKn. Hal ini tidak lain adalah menjadikan pancasila sebagai pedoman masyarakat, khususnya generasi milenial, baik dalam kehidupan sekarang maupun di masa yang akan datang.
Selain itu pentingnya melestarikan budaya, adat istiadat, dan budaya lokal sangat dibutuhkan saat ini untuk menghadapi Era Globalisasi. Dan peranan penting yang melaksanakannya yaitu berbagai pihak seperti generasi muda, pemerintah, serta masyarakat, serta didukung oleh Pancasila dan undang-undang dasar 1945. Dengan begitu masyarakat tidak akan gampang terpengaruh oleh budaya asing yang bersifat negatif, yang masuk di Indonesia pada Era Globalisasi saat ini.
Budaya lokal dapat tumbuh dari adat atau kelembagaan adat. Namun kelembagaan adat itu sendiri peraturannya perlu dibukukan agar menjadi peraturan tertulis sehingga dapat menjadi kitab perundangan undangan dan menjadi hukum adat. Budaya lokal merupakan suatu kekayaan bagi bangsa karna mengandung kebijakan dan pandangan hidup suatu masyarakat. Maka jika tidak dilestarikan budaya lokal akan tergeser oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Saat ini banyak masyarakat yang mulai terpengaruh oleh budaya asing, oleh karena itu nilai Pancasila sangat diperlukan untuk dapat menguatkan jatidiri suatu bangsa dari berbagai ancaman budaya asing.
Kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus mempunyai rasa kebanggaan tersendiri memiliki beragam seni dan budaya yang merupakan aset negara. Maka dari itu generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan seni dan budaya. Masyarakat wajib memahami dan mengetahui berbagai macam kebudayaan yang dimiliki. Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian kepada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.
Selain hal-hal tersebut di atas, masih ada cara melestarikan budaya bangsa lokal lainnya, yaitu:
> Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
> Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestariannya.
> Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramahtamahan, dan solidaritas yang tinggi.
> Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.
> Menguasahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
Pancasila dan Budaya Lokal memiliki peran penting terhadap persatuan bangsa. Selain itu banyaknya sumber daya alam dan sumber budaya yang sangat beraneka ragam menjadikan indonesia memiliki dimensi multibudaya dan dapat menjadi hal yang positif untuk menciptakan toleransi.