Refleksi Akhir Tahun 2022 Muslimat NU DKI Jakarta

Avatar of news.Limadetik
Refleksi Akhir Tahun 2022 Muslimat NU DKI Jakarta
FOTO: Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta, Hj Wahab Chasbullah (tengah)

LIMADETIK.COM, JAKARTA – Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta mengajak semua masyarakat untuk melakukan refleksi akhir tahun 2022 berkaitan dengan persoalan bangsa yang hingga kini belum terselesaikan. Seruan ajakan tersebut terungkap dalam konferensi pers di kantor Muslimat DKI Jakarta, Jl Kayu Manis Baru Matraman Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta Hizbiyah Wahab Chasbullah. Hizbiyah menyatakan terdapat beberapa persoalan sosial yang patut untuk dijadikan refleksi akhir tahun.

“Kita lewati saat-saat pergantian tahun ini dengan melakukan refleksi agar ke depan bangsa ini menjadi lebih baik. Banyak persoalan Jakarta saat ini yang perlu segera mendapat perhatian,” ujar Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Bahrul Ulum, Universitas KH Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas Jombang ini.

Dikatakannya dalam konferensi pers itu, setidaknya ada beberapa persoalan yang menjadi perhatian PW Muslimat NU DKI Jakarta. Di antaranya adalah masih banyaknya warga Jakarta yang belum bisa menerima siaran TV digital setelah proses migrasi siaran TV analog ke siaran TV digital atau dikenal dengan nama Analog Switch Off (ASO) resmi dimulai pada 2 November 2022.

Para pengguna TV analog disarankan untuk memiliki perangkat penting seperti antena dan Set Top Box (STB) agar tetap bisa menikmati layanan siaran TV digital. STB merupakan alat untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara yang bisa ditampilkan di televisi analog biasa.

“Kurangnya sosialisasi pemerintah soal pemberian Set Top Box (STB) gratis dan how to use-nya masih banyak dirasakan oleh warga di daerah Jakarta” ucapnya.

Ditambahkannya juga adalah persoalan kebangsaan menjelang tahun politik perlu mendapatkan perhatian yang serius. Empat pilar kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI & UUD 1945) terus diperkuat di seluruh lapisan masyarakat agar negeri ini tetap kokoh, meski berbeda pendapat dan pilihan. Usaha-usaha untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini perlu dilawan secara bersama-sama.

“Generasi muda pun dipupuk terus rasa nasionalismenya sebagai garda masa depan estafet negeri ini. Satu hal lagi fenomena yang tak kalah memprihatinkan dan masih sangat perlu uluran tangan dari semua pihak, yakni nasib korban gempa Cianjur, Awan Panas Guguran (APG) Semeru dan bencana di daerah lain” paparnya.

Untuk itu kata Hizbiyah, PW Muslimat NU DKI meminta pengurus cabang meningkatkan aksi kemanusiannya. “Jadi kita meminta kepada pengurus Muslimat di cabang agar meningkatkan gerakan sosialnya dengan mendatangi warga tidak mampu sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana atau pun yang lain,” terang Hizbiyah kepada wartawan.

Sementara itu, imbuh Hizbiyah, khusus bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berbenah setelah diputuskannya perpindahan ibukota ke Kalimantan Timur. Buruknya kualitas udara Jakarta yang sudah melebihi batas mutu udara perlu mendapat perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan melakukan langkah konkrit seperti penganggaran dan penambahan stasiun pemantauan kualitas udara, melakukan pengawasan terukur, penegakan hukum dan transparansi terhadap ketaatan setiap orang terhadap aturan pengendalian pencemaran udara dengan meningkatkan partisipasi publik serta koordinasi bersama pemerintah pusat sebagai bagian dari pengendalian polusi udara di DKI Jakarta.

Perubahan iklim menjadi problem dunia saat ini, curah hujan yang tinggi tentunya membawa dampak bagi Jakarta. Banjir yang menjadi “tamu tak diundang” menjadi pekerjaan setiap pemimpin DKI Jakarta dari masa ke masa.

“Persoalan ini bisa diselesaikan dengan cara duduk bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah DKI Jakarta, daerah penyangga (hulu) serta mengedukasi warga untuk berperilaku cinta dan menjaga lingkungannya” tandasnya.

Lebih lanjut Hj Hizbiyah menyampaikan, dampak sosial dari pandemi COVID-19 menyasar pada seluruh lapisan masyarakat di Jakarta. Pemulihan ekonomi dilakukan secara serius oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar roda perekonomian warga di tingkat bawah normal kembali. Dampak pandemi bagi kelompok rentan dan penyandang disabilitas juga perlu menjadi prioritas di tahun-tahun mendatang.

PW Muslimat NU DKI Jakarta tambah dia, membuka diri menjadi mitra strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan. Jaringan Muslimat NU yang tersebar hingga level kelurahan bahkan RW, bisa menjadi motor penggerak setiap saat.

“Kami siap menjadi mitra strategis Pemprov DKI Jakarta dalam mengurai permasalahan sosial kemasyarakatan sehingga negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (sebuah negeri yang indah, bagus, baik dan Allah SWT Maha pengampun kepada para penduduknya). Serta mengimbau masyarakat dalam perayaan tahun baru dilakukan sewajarnya saja, kita habis melewati masa pandemi panjang, lebih baik bermuhasabah dengan doa dan memberikan santunan kepada yang membutuhkan” demikian Hizbiyah mengakhiri konferensi pers.