Quarter Life Crisis di Kalangan Mahasiswa dan Cara Mengatasinya

Avatar of news.Limadetik
Quarter Life Crisis di Kalangan Mahasiswa dan Cara Mengatasinya
FOTO: Cindy Aprylia Suryanto

OLEH : Cindy Aprylia Suryanto
Universitas Muhammadiya Malang

___________________________________

NEWS.LIMADETIK.COM – Seperti yang kita ketahui Quarter Life Crisis adalah keadaan emosional yang umunya di alami oleh orang yang berusia 18-30 tahun. Mereka khawatir akan kemampuan diri mereka dan kebingungan dalam menentukan arah hidup kedepannya. Fase ini biasanya dialami mahasiswa yang bingung akan arah tujuan hidup kedepannya. Namun, hal ini juga penting di alami individu agar mereka mampu mengenali dirinya sendiri dan dapat mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Fase ini sangat wajar terjadi pada kalangan mahasiswa karna emosi yang belum stabil dan banyaknya pilihan-pilihan yang ada. Timbulnya masalah ini akan diawali dengan kecemasan, frustasi hingga merasa kehilangan arah. Mereka cenderung sulit dalam mengambil keputusan dan merasa takut untuk melakukan beberapa hal. Tekanan dan tuntunan dari orang sekitar mengenai pencapaian hidup dan tututan hidup juga dapat membuat seseorang mengalami gejala ini.

Orang yang berada dalam fase ini akan mempertanyakan bagaimana tujuan hidupnya. Mereka sulit merasa bahagia, hal ini disebabkan karna hilangnya tujuan hidup yang sesungguhnya. Mereka mudah merasa “mider” ketika melihat orang lain mencapai kesuksesan. Mereka seringkali merasa tidak puas dengan apa yang tealh dicapai. Sangat seseorang berada di fase ini dia akan selalu merasa tertinggal dibanding teman-temannya baik dalam karir, pertemanan sosial, dan percintaan.

Hal ini menyebabkan tidak sedikit dari mereka yang menarik diri dari lingkungan sosial mereka. Namun ada berbagai macam cara untuk mengatasi masalah ini. Kita harus dapat mengenali apa potensi diri dapat mengetahui apa saja yang menjadi kelemahan dam kekurangan kita. Percaya akan bakat atau kemampuan yang di miliki juga sangat penting agar kita tidak ragu untuk melangkah kedepannya. Kita harus yakin akan kelebihan yang ada agar bisa berkembang dan tidak terus-terusan berada pada zona “aman”. Kita harus yakin bahwa keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang terbaik.

Selain itu, kita juga harus berhenti membandingkan hidup dengan orang lain. Memang ini adalah hal yang manusiawi. Namun hal ini akan membuatkan kita merasa mider dan sulit untuk bersyukur atas pencapaian yang diperoleh. Tidak perlu khawatir jika pencapaian hidupmu tidak sama dengan orang lain. Karna semua orang memiliki porsi dan bagiannya masing-masing. Nikmati setiap proses yang ada.

Dalam fase ini pasti akan banyak sekali masalah yang muncul. Mungkin saja itu dapat membuatmu merasa kecewa, sedih dan takut. Hingga kadang kita seringkali menyalahkan diri kita. Berbagi cerita dengan orang terdekat juga dapat menjadi solusinya. Jangan membiasakan diri untuk memendam kecemasan. Dengan begitu kamu akan merasa jauh lebih tenang dan tidak akan merasa kesepian. Orang orang yang ada di sekelilingmu pastinya akan membantumu melewati fase ini.