Opini  

Perang Korupsi Amankan Indonesia Dari Maling Berdasi

Avatar of news.Limadetik
Perang Korupsi Amankan Indonesia Dari Maling Berdasi
fOTO: Ilustrasi/Gatra.com

Penulis : Yogi Novianto
Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang

____________________________________________

Limadetik.com – Korupsi seakan menjadi sebuah budaya di negeri kita tercinta ini, hampir setiap hari kasus korupsi menghiasi layar kaca atau pun menjadi headline di berbagai media cetak atau media online. Adanya lembaga yang bertugas secara untuk memberantas korupsi sepertinya tidak mempan untuk mengantarkan oknum-oknum tersebut dalam menjalankan aksinya. Mungkin lembaga pemberantas korupsi hanya dianggap angin lewat oleh oknum-oknum tersebut. Sedikit cerita tiga tahun lalu yang saya peroleh dari grub chat keluarga bapak saya, karena berbunyi beberapa kali akhirnya saya membukanya karena penasaran.

Teryata keluarga dari bapak saya yang membahas dalam satu grub chat sedang membicarakan bupati tempat beliau tinggal yaitu Klaten. Teryata bupati tersebut terjaring Operasi Tangkap Tangan atau biasa disebut OTT kerena menerima uang suap. Sebuah hadiah tamparan kecil untuk masyarakat Indonesia nyatanya kasus korupsi masih kerap saja terjadi sampai saat ini pun.

Kasus suap yang dilakukan oleh Bupati Klaten tentunya hanya sebagaian kecil dari kasus korupsi yang berhasil tetungkap ke permukaan. Mengutip sebuah artikel dari media online yaitu BBC Indonesia yang berjudul “Kasus Suap bupati Klaten: ada kaitan dinasti politik dan korupsi?” pada tanggal 2 Januari 2017, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan bahwa kasus suap Bupati Klaten adalah kasus suap pertama terkait penempatan jabatan oleh kepala daerah yang terungkap dan ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Karena biasanya tindak korupsi tindak korupsi yang banyak dilakukan oleh kepala daerah pengesahan APBD. Kasus-kasus seperti ini bukannya tidak mungkin terjadi di daerah-daerah yang lain mengingat bahwa kesempatan untuk melakukan tergolong cukup besar.

Namun bukan tidak mungkin di sekitar kita juga banyak kasus-kasus korupsi. Kegiatan yang dianggap sepele seperti pungutan liar saat membuat KTP, SIM, atau surat lainya dapat menjadi contohnya. Hal-hal yang dianggap sepele tersebut yang akhirnya menimbulkan budaya korupsi yang berkembang di masyarakat dan akhirnya dianggap lumrah. Karena dianggap lumrah-lumhrah itulah oknum-oknum yang melakukan tindak korupsi merasa leluasa untuk melakukan secara terus-menerus dan merasa tidak punya malu.

Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat tentu harus lebih ditingkatkan dan diefektifkan. Oknum-oknum tersebut harus dibuat jera agar tidak mengulangi perbuatanya. Serta juga pejabat-pejabat publik harus lebih transparan dan akuntabel untuk meminimalisir adanya tindak korupsi.

Apabila kita memang ingin ingin memberantas korupsi maka kita dapat memulainya dari diri kita sendiri dengan tidak mengikuti arus yang melumrahkan perilaku-perilaku korupsi yang keliatanya sepele dan jujur kepada diri sendiri. Apalagi dengan status kita sebagai mahasiswa yang gemar sekali meneriakkan seruan “Hidup Rakyat Indonesia” kita seharusnya malu apabila masih melakukan titip absen atau pun mencotntek saat ujian. Ya saya tahu hal tersebut memang susah untuk dilakukan, tetapi bukan tidak mungkin kan hal itu kita lakukan demi Indonesia yang lebih bersih.