Tantangan dan Hambatan Multikultural di Era Globalisasi

Avatar of news.Limadetik
Tantangan dan Hambatan Multikultural di Era Globalisasi
FOTO: Muhammad Iqbal Ardiansyah

OLEH : Muhammad Iqbal Ardiansyah
NIM : 220405010010
PRODI: S-1 Ilmu Hukum
Universitas Kanjuruhan PGRI Malang

__________________________________

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikanopini ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari opini ini adalah”. Tantangan dan hambatan multikultural di era globalisasi”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Jati diri kanjuruhan yang telah memberikan tugas terhadap saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan opini ini. Kami jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga opini ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Malang, Desember 2022
Tertanda,

Muhammad Iqbal Ardiansyah
_____________________________________________________

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman akan budaya, serta memiliki wilayah yang sangat luas. Dimana, wilayah yang sangat luas ini menyebabkan terjadinya transaksi dan integrasi ekonomi sulit merata antar masyarakat sehingga terjadi tumpang tindih akan kesejahteraan masyarakat. dan dimana Indonesia bisa disebut dengan negara multikultural.

Multikultural dapat dipahami sebagai pandangan dimana dikenal dengan ragam kehidupan dunia dan juga kebijakan budaya yang menekan penerimaan terhadap banyak keragaman dan berbagai macam budaya yang ada dalam masyarakat. Masyarakat multikultural menganggap bahwa sejumlah perbedaan yang ada dalam satu masyarakat jamak dan heterogen tersebut merupakan bagian dari identitasnya.

PROBLEMATIKA

Bangsa Indonesia identik dengan masyarakat multikultural, karena memiliki keberagaman budaya, adat istiadat, suku bangsa, kepercayaan, bahasa, dan kebiasaan. Dalam masyarakat multikultural, setiap kelompok harus dapat hidup berdampingan demi terwujudnya kerukuran dan persatuan. Namun, dalam realitas kehidupan sehari-hari sering kali terjadi pertentangan dan berbagai permasalahan sosial lainnya.

Hal tersebut merupakan konsekuensi dari adanya keberagaman dalam masyarakat multikultural. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis problematika yang terjadi dalam masyarakat multikultural.

1.Diskriminasi Sosial
Diskriminasi sosial timbul akibat adanya ketidakseimbangan kekuatan dalam diri individu atau kelompok. Ada kelompok yang menganggap dirinya lebih baik, hebat, dan kuat dari pada kelompok lain di masyarakat.Bentuk dari diskriminasi sosial adalah sikap membeda-bedakan dan mengucilkan ras, golongan, agama, jenis kelamin, suku bangsa, gender, kelas sosial, etnik, dan kondisi fisik tertentu. Diskriminasi sosial tidak seharusnya terjadi, jika setiap individu atau kelompok dalam masyarakat dapat saling menghargai dan menjunjung tinggi hak serta kewajiban masing-masing.

2. Disintegrasi sosial
Disintegrasi sosial atau yang disebut juga dengan disorganisasi sosial adalah situasi yang menunjukkan pecahnya suatu kesatuan dalam masyarakat. Salah satu faktor penyebab terjadinya disintegrasi sosial yaitu akibat adanya konflik / pertentangan. Pihak-pihak yang berkonflik tidak menginginkan adanya integrasi karena tidak tercapainya kesepakatan dan melemahnya norma-norma sosial dalam masyarakat.

3. Stereotip
Stereotip adalah kesan atau juga dapat disebut dengan rasa curiga terhadap individu, kebiasaan, dan budaya dalam masyarakat berdasarkan pendapat subjektif yang belum tentu benar. Contoh yang sering terjadi di masyarakat adalah menganggap orang Madura memiliki watak keras dan tegas, padahal banyak juga orang Madura yang berwatak lembut dan penyabar.

4. Primordialisme
Primordialisme adalah suatu sikap yang berpegang teguh pada segala sesuatu yang melekat pada diri individu maupun kelompok yang dibawa sejak lahir. Sebagai bentuk kesetiaan dan loyalitas, primordialisme selalu mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri. Primordialisme dapat digunakan untuk melestarikan dan mempertahankan suatu kebudayaan.

5. Konflik Sosial
Menurut Soejono Soekanto, konflik sosial merupakan suatu proses sosial ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak lawan yang terkadang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Salah satu faktor penyebab terjadinya konflik sosial adalah perbedaan kepentingan yang terjadi di antara individu dan kelompok. Perbedaan kepentingan tersebut menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

PEMBAHASAN

Globalisasi merupakan perkembangan yang mempengaruhi terhadap munculnya berbagai perubahan tatanan dunia. Pengaruh dalam globalisasi ini dapat menyebabkan berbagai hambatan dan dimana globalisasi mencetuskan konsep «Dunia Tanpa Batas» yang menjadi realita dan berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan budaya. Globalisasi ini mengacu kepada seluruh kegiatan masyarakat dunia dimana intensifikasi hubungan sosial di seluruh dunia dihubungkan ke daerah terpencil dengan berbagai cara.

Globalisasi tidak hanya terbatas hanya pada fenomena perdagangan dan aliran keuangan yang berkembang karena adanya kecenderungan lain yang didorong oleh kemampuan teknologi yang memfasilitasi perubahan keuangan. Globalisasi ini dapat dilihat sebagai kompresi ruang dan waktu dalam hubungan sosial. Globalisasi dilihat sebuah proses integrasi yang terjadi secara internasional yang disebabkan adanya pertukaran pandangan secara menyeluruh seperti pemikiran, pandangan dunia, produk, dan berbagai aspek kebudayaan lainnya.

Multikulturalisme adalah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan yang ada. Ideologi ini bergandengan dan saling mendukung dalam proses demokratisasi yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual yang terikat dalam Hak Asasi Manusia dalam berhadapan dengan kekerasan dan komunitas atau masyarakat setempat. Indonesia mengalami perubahan tersebut Setidaknya kekhawatiran terjadinya kemunduran dalam kesadaran nasionalisme telah terbukti.

Contoh yang paling nyata adalah semakin meningkatnya keinginan beberapa daerah tertentu untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun begitu jauh pemerintah masih mampu meredam kehendak tersebut sehingga perceraian daerah-daerah tersebut belum terwujud pada saat ini. Konflik-konflik yang terjadi akibat ketidaksetaraan sosial dan ekonomi juga meningkat pada awal abad keduapuluh satu ini.

SOLUSI

Menurut saya, salah satu cara terbaik untuk merespon multikulturalisme agar dapat berjalan dengan baik di Indonesia adalah dengan menjadikan Sekolah-sekolah sampai tingkat Universitas sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai yang dicita-citakan ini atau dapat disebut dengan pendidikan multikulturalisme. Inti dari multikulturalisme adalah toleransi yang diperuntukkan untuk kepentingan bersama dan menghargai kepercayaan serta interaksi dengan setiap anggota masyarakat serta. Menumbuhkan sikap saling menghargai tanpa membedakan kelompok-kelompok seperti gender, etnis, ras, budaya, strata sosial dan agama.

KESIMPULAN

Pendidikan multikultur merupakan sistem yang dapat menghargai, mengonservasi dan melestarikan berbagai kultur demi keluhuran watak dan peradaban manusia, terutama dalam menghadapi masuknya kultur-kultur (budaya) pada era globalisasi saat ini. “Melalui pendidikan multikultur maka berbagai pengaruh negatif yang terbawa arus globalisasi baik budaya dan informasi dapat disaring dengan tetap memuliakan pengaruh positif pada masing-masing kultur.

Sekian terima kasih